Dia Sahabat -terbaik- ku

19.01

Sebenarnya saya berniat mau nulis sepenggal cerita tentang film yang berjudul "The Tourist", untuk mengisi daftar kategori *scuel cerita* di blog ini. Tapi karena nulisnya gag bisa konsen, (abis sambil translate buku berbahasa alien, juga sambil main SocMed tentunya), jadi nulisnya juga gag selesai-selesai. Malah jadi amburadul :))


Apalagi perhatian saya SEPENUHNYA tersita oleh tulisan-tulisan salah seorang teman di twitter. Saya jadi enggan meninggalkan twitter. Hehee...
Terutama ketika salah seorang teman (sahabat tepatnya) menulis tentang kenangan-kenangan saat masih hidup bersama waktu SMP-SMA yang hingga kini masih berhubungan baik dengan saya. (loch?)
Akhirnya saya jadi berpikir untuk menuliskan dan mengabadikannya di blog.

Namanya putri (nama sebenarnya), umurnya tak jauh beda dengan saya (hanya dia lebih tua 100 thn). ^_^
Dia teman saya sejak SMP, yaah meski dulu kami gag terlalu dekat, karena tidak satu sekolah :)
Seingatku, justru kami baru dekat waktu duduk di bangku SMA. Itu pun karena kami duduk sebangku, entah bagaimana ceritanya saya sendiri lupa.

Di TL (Time Line) nya, putri menuliskan beberapa hal tentang pertemanan kami yang "aneh" , tapi kebanyakan justru dia nulis tentang sifat-sifat saya. Heran deh...
Menurutnya, waktu pertama kenal, saya orangnya galak, (padahal kan aslinya super baik- memuji diri sendiri) dan keras kepala. Namun, entah bagaimana justru pertemanan kami bisa bertahan sampai sekarang, yang menurutnya hampir 10 tahun (Juli 2011 besok). Saya sendiri lupa kapan kenalan sama dia. *nyengir*
Dan katanya, saya adalah orang kedua yang dia kenal saat pertama masuk pesantren saat SMP (dulu kami sempat tinggal di sebuah pesantren; red).

Padahal dari sejak saya kenal dia hingga saat ini, kenangan yang paling saya ingat justru saat SMP, kami sempat bertengkar hebat dan cukup lama, karena kesalah pahaman yang sebenarnya memang salah saya. *maaf ya cintaa...* :D
Makanya sampai saat ini saya masih bingung gimana ceritanya pas SMA kami mulai dekat (lagi) bahkan bisa duduk sebangku. Yeah, mungkin takdir yang mempersatukan kami :D

Dan yang namanya persahabatan, rasanya hambar kalau tak ada pertengkaran. Mungkin seperti peribahasa "Seperti sayur tanpa garam" (eh, bener kan?). Apalagi kami hampir setiap saat selalu bersama, karena memang jadwal kegiatan kami di pesantren sama. Dan meski kami tidak sekamar, tapi kami selalu berusaha untuk melakukan semua aktifitas bersama-sama. Inilah indahnya persahabatan kami, dan persahabatan kami tak jarang diwarnai pertengkaran-pertengkaran kecil,. Tapi itu biasanya gag berlangsung lama. Entah siapa yang mengalah dan memulai berdamai duluan, saya lupa. Tapi kemungkinan sih putri yang selalu mengalah dan ngajak baikan, karena pada dasarnya saya dulu orang yang keras kepala dan tidak mau mengalah.

Saya beruntung punya teman sebaik dan sepengertian dia. (semoga) Dia memang sahabat yang baik yang Tuhan kirimkan untuk saya dan ada di sisa umur saya (lebbay). :D

Pada dasarnya kami memang dua orang yang sangat berbeda sifat dan karakter. Dan justru itulah yang membuat persahabatan kami bisa bertahan cukup lama. Saya ingat, putri itu orangnya suka sekali tidur, termasuk di dalam kelas saat pelajaran berlangsung. Dia masih bisa ngantuk dan tertidur, padahal tempat duduk kami waktu itu di deretan no 2 dari depan. Tempat yang cukup baik dan strategis untuk menjadi jujukan guru-guru. Itu salah satu kelebihan dia yang tidak saya miliki :p
Saya yang ditugasi membangunkannya dari mimpi apabila ada guru yang melihat, mendekat atau memberi pertanyaan padanya. Saling melengkapi bukan??! :D

Suka duka kami lewati bersama. Membuat kenangan indah yang tak terlupakan semasa SMA. Dan saya sempat sedih, menangis sampe meraung-raung, karena waktu kelas XI (2 SMA) kami tak lagi sekelas. Rasanya dunia ini gelap, langit seakan runtuh, rasanya seperti kiamat.
Saya sedih sekali. Sangat sedih.
Saya takut tak ada lagi orang yang bisa saya tanyai "ada PR apa besok?"
Karena dia hampir selalu ingat, apa ada PR, atau ulangan. Lagi, itu karena saya memang benar-benar pelupa :D
Tapi, memang dunia belum waktunya kiamat, kelas kami pun ternyata bersebelahan. Jadi kami masih bisa bergantian mengunjungi kelas masing-masing, atau sekedar jajan bareng di kantin.
*argh...jadi rindu masa-masa itu* :((

Kami juga sering mengingatkan dalam hal kebajikan, membela kebenaran, memberantas kejahatan. *eh?!*
Kami biasa janjian melakukan hal positif bersama-sama. Seperti rutin puasa Senin-Kamis, rutin shalat berjamaah, berangkat mengaji dan sekolah bersama-sama. Semoga pahala kami sama-sama banyak :)
Juga sebaliknya, tak jarang kami bertindak bodoh dan melanggar aturan bersama. Misal, keluar pesantren tanpa izin. 

Setelah lulus SMA, meski tak lagi melanjutkan pendidikan bersama, kuliah bareng, bahkan tak lagi satu kota, kami masih sering bertemu dan melakukan hal gila bersama-sama.
Kami masih suka bercerita kehidupan masing-masing, menggosipkan tentang cowok-cowok, nonton bareng, belanja bareng, dan mengenang masa-masa kebersamaan bersama-sama.

Saya hanya berharap, semoga dia memang Sahabat terbaik yang Tuhan kirimkan untuk saya, dan semoga saya bisa menjadi sahabat yang baik untuknya.
Amien....


**Tiba-tiba jadi kepikiran buat nulis (dan nerbitin buku) tentang persahabatan ini dari masing-masing sudut pandang kami** (semoga sajalah )

You Might Also Like

0 comments