Madura Island

18.20

Beberapa tahun hidup di Madura ternyata banyak hal yang belum saya ketahui. Sedikit hal yang saya tau itu ingin saya bagi dengan orang lain. Disinilah saya akan menuliskan sedikit hal yang saya tau.


Madura, dahulu adalah sebuah Negara bernama Mendangkumalan, yang merupakan Ibu Kota sebuah kerajaan yang bernama Kalingga. Pada saat itu, Rajanya bernama Sangjangtunggal.
            Pulau Madura dikenal dengan beberapa nama, nama yang terkenal antara lain, Maddhuna Saghara (madu segara), maddhu e ra-ara (madu di tanah lapang), Maddhuna dara (madu darah), madara (berdarah), dan lain-lain....
            Pada tahun 1885, saat Indonesia masih dijajah Belanda, Pemerintahan Belanda membagi Madura menjadi 4 afdeeling (kabupaten). Yaitu, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Afdeeling itu kemudian bertahan sampai saat ini.
            Masyarakat Madura yang berada di wilayah Bangkalan dan Sampang dianggap lebih keras dari pada masyarakat Pamekasan dan Sumenep. Baik dari segi tutur kata maupun watak. Salah satu alasan adanya anggapan seperti itu, karena pada jaman dahulu, ketika Kerajaan menjajah wilayah Madura, masyarakat Bangkalan dan Sampang cenderung memberontak dan menunjukkan sikap tidak setuju dan memerangi. Berbeda dengan masyarakat Pamekasan, dan Sumenep yang cenderung diam dan menurut.
Pulau yang luasnya kurang lebih 5.304 km2 ini terletak di timur laut jawa, kurang lebih 7 sebelah selatan dari Garis Khatulistiwa di antara 112 dan 114 bujur timur. Bersebrangan dengan Surabaya (daerah Kamal-Bangkalan), dengan Pulau Bali (daerah Kangean-Sumenep).
            Agar dapat sampai ke Pulau Madura bisa melalui beberapa jalur akses, seperti:
-          Melalui Kapal penyebrangan (ferry) dari Pelabuhan Ujung (Tanjung Perak) Surabaya,
-          Melewati Jembatan Suramadu dari daerah Kedung Cowek, Kenjeran, Surabaya.
Selain melalui beberapa jalur umum tersebut, bisa juga menyebrangi Selat Madura menggunakan perahu-perahu kecil yang letaknya tidak jauh. Seperti dari daerah Mengare, Gresik.
            Bahasa yang digunakan oleh orang Madura adalah bahasa Madura, yang sebenarnya adalah bahasa Melayu-Polynesia, yang merupakan bahasa ketiga yang paling banyak dipakai di Indonesia setelah Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda. Hal itu karena, masyarakat Madura hampir bertebaran dan tinggal di beberapa kota di Indonesia, dan tetap menggunakan Bahasa Madura sebagai Bahasa sehari-hari.
            Dalam tingkat bahasa, bahasa madura dibagi menjadi 3 tingkat:
-          1. Bahasa kasar (biasa digunakan untuk berbicara dengan orang yang dianggap teman),
-          2. Bahasa tengah (biasanya digunakan untuk berbicara dengan orang yang dianggap tua),
-        3. Bahasa halus (biasanya digunakan untuk berbicara dengan orang yang dianggap terhormat dan disegani. Misalkan, berbicara dengan Raja atau Kiai.)
Dari segi kebudayaan, Madura mempunyai keunikan tersendiri, karena mempunyai budaya yang dianggap “keras” (seperti: Carok, dan karapan sapi) dan budaya yang “indah” (seperti: tari-tarian, batik, dll). Hal itu membuat semua budaya yang ada di Madura layak di pertahankan, meski itu budaya Carok yang selama ini dianggap “negatif” oleh orang luar Madura.
Ada 3 kepemimpinan di Pulau Garam ini:
1.     1. Kiai
2.     2.  Blater/bajingan
3.     3.  Birokrat


ppowered by plat-m (komunitas blogger madura)

You Might Also Like

2 comments

  1. Informatif bangeet :) Sumbernya darimana ini? Pembekalan KKN kah? :)hahah

    BalasHapus
  2. iya bener! ini dapetnya pas pembekalan KKN :))

    BalasHapus