beda jalan beda cerita
20.11
Aku slalu ingat bahwa setiap
orang punya jalannya masing-masing. Termasuk aku, teman-temanku, dan
orang-orang disekitarku. Seperti kali ini. Yaah...inilah jalanku. Jalan yang
tepat dan terbaik dalam hidupku! (anggap saja seperti itu!)
Hari ini, 13 januari 2012, aku
benar-benar mendapatkan kepastian tak bisa mengikuti sidang Tugas Akhir untuk
gelombang ini. Meski beberapa hari sebelumnya aku sudah berusaha sekuat tenaga
menyiapkan diriku untuk menerima kemungkinan buruk ini, tetap saja terasa
menyakitkan.
Beberapa hari yang lalu saat
dosen pembimbingku bilang, “kamu gak bisa ikut sidang gelombang ini”, aku cuma
menjawab dengan diam. Dalam diamku, dalam hati aku menolak. “Enggak! Masih ada
kesempatan untukku. Aku akan tetap mencoba dan berusaha hingga hari terakhir
pendaftaran.” Meski aku tau ini akan sulit untukku, aku tetap mencoba sebisaku.
Aku hanya berusaha menepati
perkataanku. Pada kedua orang tuaku, aku pernah bilang ini akan jadi semester
terakhirku meraih S1 ku. Aku akan menyelesaikannya pada semester ini. Tapi pada
akhirnya aku harus meminta maaf pada mereka karena tak berhasil menepatinya.
Aku tahu, dengan berat hati mereka “terpaksa” harus memakluminya. Dibalik
perkataan mereka, “Gak papa yang penting tetap ikhtiar dan sabar”, aku tahu ada
rasa kecewa yang amat sangat. Argh.... aku lagi-lagi hanya bisa mengecewakan
mereka. Betapa tak bergunanya aku?? :(
Apa yang selama ini aku pikirkan
mengenai alasan kenapa ayah ibu menyuruhku cepat-cepat menyelesaikan S1 ku
ternyata salah. Baru aku ketahui, alasannya ternyata demi aku sendiri. Mereka hanya
tak ingin melihatku terus-terusan bingung dan galau gara-gara masalah ini,
kemudian ingin melihatku meneruskan langkah menggapai apa yang aku inginkan. Itulah
orang tua. Yang dipikirkan hanya kebahagiaan anak...
Akhirnya, inilah saat nya aku
benar-benar harus belajar lebih sabar dan ikhlas. Sabar menghadapinya dan
ikhlas menerima apapun keputusan terbaik yang Dia berikan untukku, dengan tetap
berusaha semaksimal mungkin.
Di depan mereka, aku bisa tetap
tersenyum dan terlihat riang seolah aku benar-benar kuat dan tak masalah dengan
ini. Berusaha menghibur diri sendiri dan teman yang juga mengalami nasib yang
sama. Namun di dalam hati, tetap saja aku ingin berteriak
kencang-sekencang-kencangnya dan menangis sekeras-kerasnya. Sedih. Kecewa.
Nyesek :’(
Aku tersenyum bukan untuk
membohongi dunia. Aku riang bukan untuk menunjukkan aku tak sedih. Tapi justru
karena ingin menguatkan diriku sendiri. Kenyataan bahwa aku masih harus
menambah satu semester lagi dalam perjalanan S1 ku bukanlah hal yang mudah untuk
ku terima begitu saja.
Sedikit nyesek juga kalo mengingat
beberapa waktu terakhir ini, aku sudah “rela” meninggalkan banyak hal.
Kehilangan waktu berkumpul bersama keluarga dan teman-teman, kehilangan waktu
menonton film dan drama-drama korea yang aku sukai, kehilangan kesempatan
jalan-jalan. Yaahh... aku tak menyukainya. Ini membuatku “jauh” dari hal-hal
yang aku sukaaa :((
Namun aku teringat perkataan
Hangeng (salah satu personel Super Junior, yang telah keluar) untuk Yesung
(personel Super Junior yang lain) “untuk meraih impian, kita tak boleh menyerah
meskipun harus mengorbankan sesuatu yang sangat berarti bagi kita”.
0 comments