hujan di suatu pagi
09.01
Langit gelap menyelimuti sebagian besar kota (eh, kabupaten kan?) Gresik pagi ini. Aku menikmatinya sejenak. Membuka jendela kamar sambil menikmati dingin dan segarnya udara pagi. Sayangnya aku tak begitu menikmatinya. Ada sedikit beban menggantung di hatiku..
Aku punya sesuatu yang ingin kubicarakan dengan orang tuaku pagi ini. Bukan masalah besar sebenarnya. Namun rasanya begitu berat mengingat beberapa hari ini aku sedang diem-dieman dengan ibu. hahaa... salah satu kebiasaan buruk kami. Saling mendiamkan beberapa hari hanya karna ada hal yang membuat hati kami kurang sreg :D
Ku putuskan lebih baik bicara dengan ayah saja. Mumpung ibu masih sibuk di dapur. Jadi aku tak perlu repot-repot berhadapan dengan ibu. Kuutarakan maksudku. Namun sayang, ayah tak memberikan jawaban yang jelas mengenai permintaanku. Beliau hanya bilang "bilang sama ibu". Kalau sudah begitu aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Dengan lemas aku kembali ke kamar. Menutup pintu. Tak terasa air mata ku perlahan menetes.
Aku tertegun. Aku bingung memikirkan jawaban ayah. Aku mengerti maksud perkataannya. Bukan penolakan atas permintaanku, tapi bukan juga mengiyakannya. Beliau tak berani mengambil keputusan sendiri tanpa berbicara dengan ibu. Ayah tau aku sedang ada masalah dengan ibu.
Kumantapkan hati. Bagaimanapun aku harus bicarakan hal ini dengan ibu hari ini juga. Aku tak ingin menundanya lagi. Ku yakinkan diriku. Ibu tak akan mengecewakanku hanya karna kita sedang berantem. Ibu pasti memikirkan masa depanku dengan baik, apalagi mengingat dulu beliau juga menyarankanku mengambil langkah ini. Aaaahh... tapi bagaimana kalau ibu tidak mengizinkan? Berbagai bayangan buruk terlintas dibenakku.
Perlahan ku dekati ibu. Aku mulai membuka mulut memanggilnya. Beberapa detik tak kudengar sahutan darinya. Aku terdiam. Apa yang harus kulakukan? Aku hampir melangkah kembali ke kamar. Tapi kuurungkan. Sejenak aku terdiam, berdiri mematung ditempatku. Adikku Uti yang mengerti kondisiku, mencoba membantuku dengan memberitahu ibu bahwa aku memanggilnya. Ibu menoleh menatapku..
"Bu, aku ingin ambil kursus bahasa inggris di pare". Akhirnya kuberanikan diri mengucapkannya. Beberapa saat aku menunduk menunggu jawabannya. Tak kusangka ibu akan bilang "kalau niatnya beneran serius pingin belajar ya gapapa". Aah.. ibu. Kucoba menatap matanya. Mencoba meyakinkannya bahwa aku serius. Tak lama ibu berkata, "belajar serius. Bukan malah sibuk baca komik sama novel. Liat rak bukumu. Banyakan isi novel sama komiknya ketimbang buku pelajaran!". Aku hanya bisa meringis..
Dalam hati aku bersorak. Aku tau ibu pasti akan mengizinkanku! Ibu memang the best. Rasanya aku ingin memeluknya dan bilang terima kasih. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Lagi-lagi aku hanya bisa mematung sambil mengucapkan rasa syukur berkali-kali dalam hati.
Diluar sana hujan mulai turun membasahi tanah dan apa saja yang ada dibumi. Rasanya begitu sejuk dan hangat. Obrolan kemudian mengalir dengan sendirinya diantara kami. Seperti air hujan. Deras namun tenang. Beberapa kali kami bahkan tertawa bersama.
Pagi ini rasa bahagia meluap di dalam hatiku. Keinginanku tersampaikan, dan ibu menyetujuinya. Juga kembali akur dengan ibu sehingga bisa kembali tertawa bersama. Terima kasih Tuhan, terima kasih ibu :))
0 comments