Apa jadinya aku kini jika rencana pernikahan itu tetap terlaksana?
Apakah aku akan menjadi jauh lebih baik dari aku yang saat ini?
Ataukah kehidupanku saat ini ternyata sebuah jawaban untuk yang lebih baik dari rencana Tuhan?
Tak terasa tahun telah berganti.
Tepat bulan Mei tahun lalu, adalah rencana awal untuk mempertemukan kedua keluarga kita. Katanya untuk mempertimbangkan mau diarahkan kemana jalinan hubungan kita. Apakah nantinya kedua belah pihak akan menyetujui atau melarang. Mengingat kita hidup di lingkungan yang menjunjung tinggi adat kental, bahwa pernikahan bukan hanya semata 2 orang yang saling mencinta. Namun juga 2 keluarga.
Permintaan mu untuk memajukan rencana awal sedikit membuat ku senewen. Sedikit mendadak dan terburu-buru. Mengingat rencana sebelumnya adalah mempertemukan semua keluarga dalam moment lebaran Idul Fitri. Yang aku pikir itulah moment yang paling tepat.
Tapi dari pihakmu dan keluarga ingin semuanya dipercepat. Kamu berhasil meyakinkan aku bahwa menunggu 2 - 3 bulan lagi hingga lebaran, itu terlalu lama. Terdengar selentingan bisikanmu, paling lambat akhir tahun pernikahan sudah harus digelar.
Ditengah kondisi keluarga ku yang kala itu sedang tidak baik-baik saja, aku mencoba mengerti keinginanmu. Baiklah.. mungkin menurut kalian untuk apa berlama-lama jika semuanya bisa dipercepat. Begitukah? Mungkin iya, mungkin juga tidak. Entahlah. Aku tak pernah berniat untuk bertanya atau mencari tau alasanmu sebenarnya.
Setelah mendiskusikan semuanya dengan kedua orang tuaku, akhirnya aku putuskan untuk mengalah dan mengiyakan rencana pertemuan keluarga yang kamu majukan. Aku pun mengagendakan untuk pulang kampung dari tanah rantau, waktu itu.
Manusia berencana, Tuhan yang menentukan.
Ditengah keraguan dan kebimbangan, aku mencari sebuah petunjuk dan jawaban. Benar. Aku belum sepenuhnya yakin untuk melangkah lebih jauh dalam hubungan ini. Aku pikir, aku hanya akan mengikuti kemana arus air mengalir.
Dalam sekejap, diluar akal pikir sehatku, secara tiba-tiba agenda pertemuan itu kamu batalkan. Segala persiapan seketika menjadi sia-sia. Mungkin tidak sepenuhnya sia-sia juga. Ah entahlah. Aku tidak benar-benar mengerti.
Aku sempat bertanya-tanya sendiri, lalu apa artinya kamu mendesak untuk mempercepat rencana pertemuan itu jika tiba-tiba kamu batalkan semuanya pada saat H-1?
Kamu bahkan tidak bertanya atau mempertimbangkan apapun tentang perasaan ku dan keluarga. Tidakkah kamu -bahkan- peduli pada saat kamu menyampaikan kabar itu aku tengah dalam perjalanan pulang dari perantauan dan segala sesuatunya telah dipersiapkan untuk menyambut kamu sekeluarga? Yaah. Kamu pasti tidak tau dan tidak mau tau.
Tapi tak apa.
Kegagalan ini membuka mataku bahwa ternyata banyak hal yang belum aku tau tentang kamu. Aku bahkan tak pernah tau sebelumnya, bahwa kamu tipikal orang yang masih percaya -dan mungkin menjadikan pegangan- pada mitos kuno.
Tahun berlalu, aku coba kenakan kembali baju yang kala itu aku persiapkan untuk acara pertemuan. Aku menatap cermin dan tersenyum lebar penuh kelegaan.
Jika kamu sempat membaca tulisan ini, aku ingin mengatakan bahwa...
Aku berterima kasih kamu pernah hadir dalam hidupku.
Terima kasih telah mengajarkanku banyak hal. Aku telah semakin dewasa saat ini.
Jika ternyata pertemuan keluarga itu tetap terjadi sesuai rencana, mungkin saat ini semua kondisinya akan berbeda dengan saat ini. Aku tak akan menjadi aku yang sekarang. Jadi aku tau, bahwa inilah yang terbaik yang Tuhan berikan untukku, keluargaku, dan kamu :)
Tapi tak apa.
Kegagalan ini membuka mataku bahwa ternyata banyak hal yang belum aku tau tentang kamu. Aku bahkan tak pernah tau sebelumnya, bahwa kamu tipikal orang yang masih percaya -dan mungkin menjadikan pegangan- pada mitos kuno.
Tahun berlalu, aku coba kenakan kembali baju yang kala itu aku persiapkan untuk acara pertemuan. Aku menatap cermin dan tersenyum lebar penuh kelegaan.
Jika kamu sempat membaca tulisan ini, aku ingin mengatakan bahwa...
Aku berterima kasih kamu pernah hadir dalam hidupku.
Terima kasih telah mengajarkanku banyak hal. Aku telah semakin dewasa saat ini.
Jika ternyata pertemuan keluarga itu tetap terjadi sesuai rencana, mungkin saat ini semua kondisinya akan berbeda dengan saat ini. Aku tak akan menjadi aku yang sekarang. Jadi aku tau, bahwa inilah yang terbaik yang Tuhan berikan untukku, keluargaku, dan kamu :)
- 12.52
- 8 Comments