Judul: In A Blue Moon
Penulis: Ilana Tan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Rate: 7/10
Keterangan: Hasil "nyaranin" teman dan pembaca pertama sebelum si punya buku baca --dan bahkan buka sampulnya.
Jadi ginii...
Sebenarnya novel ini udah terbit dari bulan April lalu. Udah lama pengen beli juga. Pengen tau isi novel terbarunya Ilana Tan. Oke, aku udah baca novel-novel karya Ilana Tan sebelumnya. Penggemar fanatiknya Ilana Tan? Hemm.. bukan juga. Cuma suka aja sih sama novel-novelnya yang sebelum ini.
Gaya bahasa dan alur ceritanya enak dimengerti dan mengalir begitu saja. Bahkan aku sempat terhanyut pada cerita di novel-novel sebelumnya. Jadi rasanya pantas kalau aku penasaran sama novel barunya ini.
Oke.
Novel ini bercerita tentang Lucas, si tokoh utama pria yang seorang pemilik restoran terbaik di New York sekaligus kepala koki peraih bintang Michelin (kalo dari mbah gugel sih, ini semacam penghargaan yang paling bergengsi gitu deh) yang secara fisik juga digambarkan nyaris sempurna dengan badan tinggi, tampan, dan bermata biru. Haduh... bisa nemu dimana sih mas-mas bule yang kayak gini? eng? *kedip unyu*
Nah, Mas Lucas ini dijodohkan oleh sang kakek dengan Sophie, cucu dari sahabat baik kakek Lucas. Yang ternyata, Sophie ini adalah teman sekolah Lucas. Well, awalnya tidak bisa disebut teman juga sih. Toh, mereka dulunya semasa sekolah tidak berteman dengan baik karena ulah Lucas.
Dengan berlatar belakang New York, kisah cinta Lucas dan Sophie digambarkan cukup manis dan hampir tak banyak konflik. Yang justru disitulah letak permasalahannya. Menurutku. Karena kurangnya --bahkan nyaris tidak ada-- konflik yang terjadi, kisahnya jadi datar. Flat. Kurang menyentuh. Sehingga hasrat dan rasa penasaran dengan cerita lanjutan tiap halamannya pun nyaris tidak ada.
Meski begitu, tetap ada bagian dari suatu buku yang dijadikan favorit bukan?
Dalam In A Blue Moon, ada 3 bagian yang aku suka.
- Ketika Sophie si pemilik toko kue A Piece of Cake dengan tartlet-nya yang terkenal enak, membuat sendiri 3 lusin tartlet untuk Lucas sebagai permintaan maaf. Ini nih cara yang ditempuh Sophie ketika dia ingin meminta maaf tanpa benar-benar mengucapkannya. Sweet bukan? dan lebih manis lagi karena Lucas tuh ngerti maksud Sophie! [Bab Sebelas: hal. 122]
- Ketika Lucas sedang di Chicago dan menghubungi Sophie yang di New York, Lucas mengatakan bahwa ibunya ingin tau seperti apa Sophie, gadis yang dipilihkan kakeknya untuk Lucas. Lucas mendeskripsikan Sophie untuk ibunya..
"Apa yang kau katakan padanya?"
"Bahwa kau hanya gadis biasa yang berpotongan tubuh kecil dan cukup manis kalau tidak sedang memberengut. Kau tidak tinggi semampai dan tidak memiliki tampang eksotis. Benar-benar biasa."
"Geez. Terima kasih banyak, Aku senang sekali mende---"
"Kau mungkin tidak sempurna, tapi kau sempurna untukku."
"..."
"Sophie?"
"Oh, diamlah."Hahahaha... *ngakak guling-guling*
Kebayang gak sih ini moment sebenarnya sweet? Tapi Ilana Tan -sepertinya- sengaja gak mau bikin tulisannya jadi manis yang terlalu manis sampai bikin eneg. Makanya dibagian akhir dari percakapan itu, ada respon Sophie yang justru bikin pembaca jadi ketawa-ketawa sambil geleng kepala.
[halaman 230 - 231]
3. Mau tau yang paling aku suka dari novel ini? Karena Lucas dan Sophie punya cara tersendiri untuk mengungkapkan isi hati dan perasaan mereka tanpa benar-benar mengucapkannya. Dan mereka sama-sama paham!
Yeah... itu yang Lucas dan Sophie lakukan ketika kesalahpahaman terjadi diantara mereka. Mereka berusaha menyelesaikannya dengan cara yang aku pikir itu cukup sederhana, tapi punya arti dalam.
Well, kalau mau tau lebih lengkap tentang ceritanya, mending langsung baca novelnya deh ya. Karena aku cuma nulis sedikit review dan pendapatku tentang In a Blue Moon. Jadi bukan mau nyeritain isinya :p
Genre novelnya Metropop, jadi cocoklah buat ngisi waktu santai di hari libur atau bacaan menjelang tidur.
- 22.05
- 2 Comments