Dua Perlengkapan Naik Gunung Yang Benar-Benar Ala Kadarnya
07.07
Bagi seorang pendaki, perlangkapan naik gunung adalah hal yang penting. Juga krusial. Biasanya pendaki beneran punya perlengkapan sendiri. Yang tak jarang perlengkapan yang mereka miliki benar-benar lengkap.
Iya itu kalau pendaki beneran.
Lah kalau yang penikmat jalan-jalan kayak aku gini ini mah apa atuh. Bukan pendaki beneran. Perlengkapan naik gunung juga punyanya sekadarnya. Sekedar ada yang bisa dipakai. Entah itu punya pribadi atau pinjem. hahaha..
Nah, mari aku kenalin sama perlengkapan ala-ala yang aku punya.
Sandal Gunung
Sandal ini aku beli bulan Agustus tahun 2014 di salah satu toko outdoor di Gresik tercintah. Waktu itu belinya karena mau ke Ranukumbolo, yang mana itu pertama kalinya aku jalan-jalan ke gunung yang track-nya gunung beneran. I mean, trackingnya bukan naik tangga kayak di Gunung Kelud :D
Waktu mau beli juga rasanya ogah-ogahan. Ya secara waktu itu aku baru resign. Jadi pengangguran, dan nggak punya penghasilan. Uang tabungan pun semakin tipis setelah hari raya. Makanya beli sandal yang harganya kisaran 150k ini pun berasa berat banget. Apalagi mikirnya setelah dari Ranukumbolo ini nggak bakal naik-naik lagi ke gunung. Jadi bakalan mubadzir aja beli sandal gunung segala yang kemudian hanya berakhir di rak sepatu.
Tadinya udahlah mau ke Ranukumbolo pakai sepatu kets seadanya aja. Sepatu kets murahan yang udah buluk, yang ada di lemari sepatu lebih dari 5 tahun. muahahaa... Yang kalau dipikir-pikir sekarang, itu sepatu beneran nggak layak banget deh buat dipake jalan-jalan ke gunung. Bukannya aman dan melindungi kaki, malah bakal nyusahin doang.
Ternyata sandal gunung yang dibeli dengan sangat berat hati dan penuh gejolak batin ini, kini jadi senjata penting buat kesejahteraan jalan-jalan. Karena buat aku yang kurang demen beli sandal gini, sandal ini kini bisa aku pakai kemanapun. Jalan-jalan ke gunung, ke pantai, ke mal, ke kantor, atau beli nasi penyetan di sebrang kos. Duh nasib. Punya kaki yang gak terlalu cantik jadi kebiasaan belinya sepatu deh :D
Sandal ini juga yang telah menemani langkah kakiku menyusuri jalan setapak di Gunung Welirang dan Gunung Penanggungan hingga sampai puncak. Nggak nyangka bakalan berjasa banget ini sandal. Untung waktu itu temanku maksa banget nyuruh beli sandal gunung. hahahaa..
Next, mau dipakai jalan-jalan ke gunung manalagi ya sandal ini?
si sandal baru yang dibeli dengan ogah-ogahan pun ketemu ranukumbolo |
dibilangin ini sandal gunung yang udah kehilangan identitas. mainnya juga ke pantai |
Jaket Biru Berbulu
Jaket ini bukan jaket gunung. Cuma jaket tebal abal-abal yang modelnya mirip-mirip jaket korea. Asli tebal dan ngabisin tempat kalau ditaruh didalam carrier. Padahal ngangetin banget sih nggak. Soalnya waktu pertama kali aku pakai ini jaket, dia nggak bisa melindungi diriku dari hawa dingin dan hembusan angin di Ranukumbolo. Sudah pakai kaos dobel dan jaket biru ini, eh masih saja kedinginan. Padahal temanku cuma pakai kaos yang dilapisi dengan jaket gunung (yang menurutku tipis, jauh lebih tipis dibanding jaket biruku) aja udah nggak kedinginan. Fufufuu...
Aku bilang, jaket ini nggak cocok buat dipake naik gunung. Sudah gede menuh-menuhin tas, nggak bisa ngangetin badan dengan maksimal, norak lagi. Lihat aja bulu-bulunya. Aseli alay kan? >.<
(lihat foto paling bawah)
Seharusnya memang beli jaket gunung yang beneran. Yang bisa ngelindungin badan dari hawa dingin pegunungan, yang kalau dimasukin carrier nggak bikin penuh, yang kalau kena air nggak tembus. Tapi mahalnya itu kok bikin keder. Entar kali ya kapan-kapan kalau ada rejeki yang cukup bisa beli :(
Ada sedikit cerita norak yang menggilitik waktu beli jaket biru ini.
Dulu sewaktu masih kerja di Jakarta dan ngantor di daerah Cikajang, rute pulang kerja adalah lewat Blok-M. Turun dari kopaja ganti naik busway harus masuk ke pusat perbelanjaan di Blok-M. Alhasil sering kali khilaf belanja-belanji :(
Hari itu niat sambil mau pulang kantor, mau window shopping sendirian. Sometimes, windows shopping itu emang paling enak sendirian kok *alesan* *padahal emang gaada temen* *dasar jomvlo*. Setelah keluar masuk toko satu ke toko lainnya, aku iseng masuk ke Ram*yana. Muter-muter lihat-lihat, eh lihat jaket biru ini langsung jatuh hati. Duileh.. jatuh hati itu ternyata semudah itu.
Yang ada di pikiranku saat itu adalah, "duh...ini jaket bisa dibawa jalan-jalan ke Korea nih!".
Wahahaha... iya kak. Belinya jaket ini buat kalau ke Korea. Padahal nggak tahu kapan mau ke Korea. Absurd banget kan? hahaha..
Eh nggak tahunya ternyata sekarang jaket ini jadi aku bawa-bawa naik gunung. Meski nggak cukup bisa melawan udara dingin di Ranukumbolo, tapi dia bisa melindungiku dari hembusan angin dan pelukan dingin Gunung Welirang serta Gunung Penanggungan.
Sebenarnya ada satu jaket lagi yang aku beli tahun 2015 lalu. Warnanya putih dan modelnya nggak senorak jaket biru ini, karena gaada bulu-bulunya. Dia lebih bisa melindungi dari tetesan air hujan dan sepertinya lebih menghangatkan dari hawa dingin pegununangan. Cuma nggak bisa cantumin fotonya karena jaket ini sering dibawa ibuku yang nggak tahan udara dingin kalau ke Pacet. Dipakein jaket biasa, kadang masih suka kedinginan. Kan kasian. Jadi yaudah aku bawain jaket putih milikku yang baru dibeli itu. Kapan-kapan kali ya bisa bawa jaket ini naik gunung kalau lagi nggak dipakai ibuku :))
Selain sandal gunung dan jaket biru itu, perlengkapan naik gunung apalagi ya yang aku punya?
Ehmm... palingan cuma sarung tangan, kupluk sama syal rajut aja. Lainnya kayak carrier, tenda, kompor lapangan, nesting, sepatu gunung, dan lain sebagainya sih sampai saat ini belum punya sendiri. Hikss... biasanya palingan cuma minjem atau nyewa.
Ya kan? Ini tuh cuma 2 Perlengkapan Naik Gunung Yang Benar-Benar Ala Kadarnya :D
Semoga lah ya kapan-kapan bisa punya perlengkapan naik gunung yang lebih lengkap lagi, meski bukan pendaki beneran.
Kalau kalian, punya perlengkapan andalan apa aja nih? Siapa tahu nanti aku bisa termotivasi buat segera beli :)))))
7 comments
Ummm.. peralatan andalanku sih ngga cocok 1000% buat naek gunung Niy.. :D *iyalah, andalannya peralatan perlenongan* :))
BalasHapushahahaa... gapapa mbak. itu peralatan wajib.
Hapusaku juga kudu perbanyak peralatan lenong ini :D
bukan sandal gunung kali yak, sandal bukit. :)
BalasHapusKarena kalau ke gunung itu lebih baik bersepatu, takut terkena gigitan ular atau hewan 'nakal' di sana.
tapi kalau buat jalanan yang menurun gitu, sepertinya lebih enak pakai sandal. karena jempol nggak perlu bertubrukan dengan ujung sepatu waktu nahan beban pas turun :D
HapusSarung tangannya sama persis dengan punyaku niy.. Tapi bedanya ku pake nyetir motor bukan naik gunung.. Until now belum pernah merasakan naik gunung
BalasHapusoiya, sarung tangan ini bisa jadi perlengkapan andalan ku juga kayaknya :D
Hapusdulu belinya juga iseng. abisnya lucuuu :))
cukup untuk referensi jika pergi ke gunung
BalasHapus