Mengejar Sunrise di Pantai Kahuripan - Gili Genting

10.45


Di tulisan sebelumnya, aku sempat menuliskan cerita keseruan kami menikmati Pantai Sembilan - Pulau Gili Genting. Puas bercengkrama dengan angin malam, beralaskan pasir dan beratapkan bintang, kami bermalam di rumah Klebun (Kades) Desa Bringsang, Gili Genting. 

Berdasar itinerary, keesokan harinya kami akan berangkat ke Pantai Kahuripan untuk berburu Sunrise. Mengingat perjalanan ke Pantai Kahuripan memakan waktu sekitar 40 menit menggunakan pick up yang disewa dengan harga 250k, maka kami harus siap berangkat dari pukul 04.30 AM. Bukan tanpa alasan, karena jika terlambat dan gagal berburu Sunrise, maka kesempatan itu tak bisa kami ulang keesokan harinya. Mengingat kami hanya berkunjung selama 2D1N, bukan 30 Hari Mengejar Cinta.

Sayangnya, sering kali rencana tak berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Karena masih harus menunggu pick up yang kami sewa datang menjemput, maka baru sekitar pukul 05.00 AM kami bisa berangkat menuju Pantai Kahuripan. Sambil harap-harap cemas, aku mengeratkan phasmina yang aku kenakan untuk menghalau udara dingin subuh yang menemani perjalanan kami di atas pick up. 

Waktu menunjukkan pukul 05.35 AM dan kami masih di atas pick up ketika matahari sudah hampir terbit. Beruntung sesaat kemudian kami tiba di lokasi saat matahari belum terlalu tinggi. Khawatir melewatkan kesempatan menyapa sunrise, aku dan beberapa teman segera melompat dari atas pick up dan berlari kencang mencari spot untuk menikmati dan mengabadikannya.

photo by: fadelabuaufa



Setelah matahari cukup tinggi, kami akhirnya memutuskan untuk berpindah lokasi. Tak seperti Pantai Sembilan yang mempunyai daratan pasir putih, Pantai Kahuripan merupakan tebing-tebing yang curam. Jadi jangan berharap untuk berlarian dikejar ombak sambil tertawa bahagia di sini. Kita cukup duduk-duduk di sekitar tebing pantai sambil menikmati deburan ombak yang besar.


photo by: fadelabuaufa
Yang juga berbeda dengan Pantai Sembilan, Pantai Kahuripan ini cukup sepi dan jauh dari penduduk. Jadi kalau ingin berteriak kencang-kencang, yang tak bisa dilakukan di Pantai Sembilan karena ramai orang, maka kita bebas berteriak di sini. Tak akan ada yang peduli dan menegur karena tertanggu dengan suara teriakan nyaring kita. Pun kalau mau menyanyi sambil berjoget karena saking bahagianya, atau berteriak bilang "I feel free..." ala Princess Syahrini, tak akan ada memperhatikanmu dan menganggap aneh. Aku sendiri sempat berteriak kencang-kencang beberapa kali hingga suara nyaris habis di sini.




Kami berkeliling Pantai Kahuripan yang cukup luas. Menikmati angin pantai yang mulai terasa panas dan sibuk mencari spot foto yang instagramable. Maklum namanya juga blogger, kemana-mana tetep sibuk nyari bahan untuk stok update. Ehem.




Salah satu spot ciamik yang ada di Pantai Kahuripan adalah lahan dengan barisan pepohonan di sepanjang jalannya. Di bawah pohon yang berjajar itu tentu saja banyak guguran daun. Rasanya seperti sedang di Pulau Nami, Korea Selatan bersama oppa-oppa tamvan. Kayak pernah ke Pulau Nami aja. Dih.

photo by: zamsjourney
Berkunjung ke Pulau Gili Genting, tak lengkap rasanya kalau belum mencicipi makanan khasnya. Kue satu ini disebut kue Bapel. Jajanan khas Gili Genting yang terkenal. Entah bagaimana asalnya, nama kuenya memang mirip dengan kue wafel. Hanya beda satu huruf saja. Bentuknya unik, seperti bentuk hati dan memiliki rasa dasar manis, karena katanya terbuat dari gula aren. Teksturnya pun lembut dan empuk. Spertinya jajanan nusantara ini cocok dijadikan penutup makan atau sebagai cemilan sambil menyeruput wedang.

kue bapel, bukan bawa pelasaan
Tak terasa, matahari semakin tinggi dan perut mulai keroncongan. Merasa sudah cukup puas bermain dan berkeliling pantai, kami memutuskan untuk segera kembali ke tempat menginap. Kami harus segera makan, membersihkan diri dan bersiap kembali pulang. 

Perjalanan 2D1N untuk menjelajah Pulau Gili Genting memang terasa terlalu sebentar. Rasanya masih ingin menghabiskan waktu dan menjelajah tempat lain yang belum sempat kami kunjungi. Namun setiap perjalanan pasti ada akhirnya. Bukankah salah satu kebahagiaan dari melakukan suatu perjalanan adalah kembali pulang ke rumah dan mengenang perjalanan yang telah kita lakukan?

Plat-M bersama Klebun Bringsang (P. Sutlan) [paling tengah]
Well, terima kasih sekali untuk Plat-M yang sudah mensponsori LenJelenPlatM ke Gili Genting kali ini. Juga terima kasih kepada Klebun Desa Bringsang atas sambutan dan jamuannya yang ramah. Serta guide yang menyenangkan dari Madura Indah Wisata & Madura Vacation.

You Might Also Like

0 comments