Pengalaman Cabut Gigi Bungsu
13.37Dulu aku nggak pernah tau kalau ternyata orang hamil itu bukan cuma harus makan untuk kebutuhan nutrisi si bayi, tapi juga untuk kebutuhan dirinya sendiri. I mean, iya aku paham orang hamil butuh banyak nutrisi, tapi nggak yang sebanyak itu. Terutama kebutuhan kalsium. Itu yang paling berasa di aku yaaa!
Waktu hamil anak pertama, gigiku tiba-tiba ada yang patah saat lagi makan. Ku bawa ke dokter gigi untuk dapat perawatan (tambalan), eh aku malah sempat diomelin sama dokter giginya. Dia bilang harusnya sebelum berencana hamil cek kesehatan gigi dulu. Lahh?! Ya mon maap nih. Aku kan orang awam ya, dan nggak semua orang awam tuh paham kalau mau hamil harusnya cek kesehatan gigi dulu atau gimana gimana. Iya, aku kurang literasi. Tapi kan tapi kan, harusnya sebagai dokter dia nggak perlu ngomelin kek gitu gasih? Bisa loh ngedukasi dengan cara yang baik. Apalagi dia cewek loh. Yang mana asumsiku, harusnya women support women, bukan bikin drop. Sungguh yaaa, abis itu aku trauma. Aku blacklist itu dokter gamau ke dia lagi.
Long story short pokoknya 2x hamil, ada aja gigiku yang jadi korban. Sampai salah satunya, yaitu gigi bungsuku yang kanan bawah, harus dicabut karena akhirnya rusak dan nggak baik dipertahankan. Karena kalau dipertahankan takutnya malah jadi toxic dan ngerusak gigi-gigi yang lain. Seperti hubungan. *eh
Tapi karena kalau cabut gigi saat masih hamil itu khawatir akan sangat repot, jadi aku nunggu cabut gigi abis lahiran aja. Sambil nyiapin mental dan hati. Bokkkkk, meski katanya gigi bungsu itu nggak terlalu berperan penting (maksudnya masih bisa makan dan ngunyah seperti biasa), tapi kan tetep aja namanya kehilangan itu bukan perkara yang mudah. Termasuk kehilangan salah satu bagian tubuh yang sudah melekat sekian tahun. *tsah
Berhubung aku pake BPJS, jadi beruntung urusan cabut gigi ini bisa dicover full. Seriously guys, punya asuransi, minimal BPJS itu beneran sangat menolong lho! Terutama untuk hal-hal darurat yang tidak ada di budget. Tapi ya gitu, sudah jadi rahasia umum kalau pasien BPJS harus banyak sabar. Sabar ngikutin proses & prosedurnya, juga sabar nunggu antriannya yang (kadang-menurutku) rada kurang masuk akal :')
Bayangin yaaa, habis dapat surat rujukan dari faskes 1, aku harus nunggu antrian selama kurang lebih 1 bulan untuk janjian ketemu dan konsultasi sama dokter giginya. Lama kan? Ya makanya aku bilang pasien BPJS tuh bagus untuk melatih kesabaran. Di hari H yang udah dijadwalin untuk ketemu dokternya, aku harus foto rontgen gigi. Sebelumnya dari faskes 1 memang diperkirakan gigiku akan dicabut, tapi kan kembali ke keputusan dokternya ya kira-kira tindakan apa yang cocok untuk kondisiku. Nah setelah foto rontgen dan cek langsung, dokternya juga nyaranin untuk dicabut aja.
Karena kalau tidak dicabut malah bisa bikin:
- Gigi sebelah-sebelahnya ikut rusak.
- Gusi makin rusak, bisa menyebabkan bau mulut dan masalah lainnya.
- Makin sakit berlarut-larut.
- Ditambal juga bukan keputusan yang tepat, karena kondisi lubangnya sudah lumayan besar. Kalau dipertahankan dan ditambal, khawatirnya tambalan tersebut akan cepat copot.
Aku kan bukan orang medis dan tentunya sangat tidak paham ilmu medis, jadi yaaa aku manut aja apa kata dokter. Setelah konsultasi aku bilang setuju untuk dijadwalin tindakan (cabut gigi) kurang lebih 3-4 bulan kemudian. Tuh, lama banget kan ya ngantrinya? Wkwkwk.
Sempet ditawarin untuk rujuk ke Surabaya, kalau mau. Karena asumsinya kalau ngantri di Surabaya mungkin akan lebih cepat dan nggak selama kayak ngantri di Gresik ini. Tapi yaaa harus ngikutin prosedur dan proses konsultasi sama dokternya di Surabaya itu dari awal. Berarti kan harus mondar-mandir beberapa kali (minimal 2x lah) juga ya Gresik-Surabaya? Karena aku malas, jadi aku lebih milih nunggu antrian yang di RS Petrokimia Gresik ini aja. LOL.
***
Proses cabut giginya kupikir akan lama. Lebih dari 30 menit gitu lah. Dengan proses gigi dibor/dirusak sedikit demi sedikit sampai ke akarnya setelah dibius. Itu yang kubayangkan, ya kan. Tapi sekali lagi. Aku awam masalah medis. Jadi asumsiku sangat tak berdasar dan ngawur. Wkwkwk.
Karena ternyataaaaaa...
Habis dibius, aku tuh ngerasa kayak gigiku dicongkel gitu loh sama dokternya. Wkwkwk. Kaget nggak tuh? Kaget lah :)))
Dokternya tuh pake alat panjang kecil yang bentuknya menurutku kayak obeng, diarahin ke gigiku, lalu diutak-atik selama beberapa menit sampai tiba-tiba ada suara "kletuk". Ya allahh ternyata itu gigiku udah copot. Wkwkwk. Makanya aku kaget, ini tadi dicongkel apa gimanaaa deh. Aku sampe nanya loh ke dokternya "loh, ini sudah ta dok? sudah selesai?". LOL
Dokternya ya lempeng aja jawab "loh iya sudah selesai" wkwkwkk
Tapi saking amaze-nya, pas giginya udah kubawa pulang, aku liatin aja tuh gigi. Kuteliti bolak-balik. Ternyata rapi buanget loh hasil cabutannya. Gaada gupel, patah atau rusak di sisi manapun, selain yang emang udah lubang dari sebelumnya. Wow banget aku!
***
Salah satu yang bikin deg-degan mau cabut gigi selain waktu proses cabut adalah efek setelahnya. Kata orang-orang, habis cabut gigi tuh rasanya sakit cenut-cenut. Karena besokannya aku kerja dan ada event penting, menjelang hari H aku jadi makin ketar-ketir. Untungnyaaaaa, gaada loh sakit atau nyeri sama sekali. Sama sekali! Beneran deh. Pokoknya ngikutin apa saran dokternya aja sih. Hahaha luv.
Do's & Dont's cabut gigi sepengalamanku:
- Makan dulu sebelum ke RS untuk tindakan cabut gigi.
- Di hari yang sama setelah cabut gigi, nggak boleh makan dan minum yang panas/hangat. Boleh yang dingin atau suhu normal.
- Di hari besoknya sudah boleh makan minum yang hangat/panas.
- 30 menit - 1jam setelah cabut gigi, segera minum obat pereda nyeri dan antibiotik yang dikasih dokter. Jadi begitu anestesi (yang disuntikkan waktu proses cabut gigi) udah nggak bekerja, obat pereda nyerinya udah bekerja. Sehingga gaada tuh kesempatan untuk nyeri atau cenut-cenut setelah cabut gigi.
- Setelah cabut gigi boleh minum, tanpa menggunakan sedotan. Supaya menghindari risiko kapas sumpelan tertelan.
- 30 menit - 1jam setelah cabut gigi, ambil kapas/kassa yang dipakai buat nyumpel darah di gusi yang giginya dicabut. Kalau masih berdarah, boleh diganti pakai kassa/kapas yang baru. Ini dikasih beberapa cadangan kok dari dokternya.
- Boleh makan lagi setelah rasa kebas karena anestesi hilang. Ini buat menghindari risiko kegigit waktu makan.
- Kompres pipi dari luar pakai es batu atau air dingin buat mengurangi risiko bengkak.
***
Udahhhh wkwkwkk byeeee
0 comments